Jumlah penduduk miskin di Nusa Tenggara Barat pada Maret 2016 mencapai 804,44 ribu orang (16,48 persen), bertambah 2,15 ribu orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada September 2015 yang sebesar 802,29 ribu orang (16,54 persen).
Selama periode September 2015 – Maret 2016, penduduk miskin di daerah perkotaan bertambah sekitar 7,94 ribu orang (dari 377,28 ribu orang pada September 2015 menjadi 385,22 ribu orang pada Maret 2016), berbeda dengan di daerah perdesaan penduduk miskin berkurang sebanyak 5,78 ribu orang (dari 425,01 ribu orang pada September 2015 menjadi 419,23 ribu orang pada Maret 2016).
Penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2015 sebesar 18,40 persen, berkurang menjadi 18,20 persen pada Maret 2016, begitu pula dengan penduduk miskin di daerah perdesaan berkurang, yaitu dari 15,18 persen pada September 2015 menjadi 15,17 persen pada Maret 2016.
Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Ini terjadi baik di perkotaan maupun perdesaan. Pada Maret 2016, sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan sebesar 73,27 persen untuk perkotaan dan 76,38 persen untuk daerah perdesaan.
Komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan baik di perkotaan maupun perdesaan adalah beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, mie instan, dan bawang merah. Komoditi bukan makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan di perkotaan maupun pedesaan adalah perumahan, pendidikan, bensin, listrik, dan perlengkapan mandi.
Pada periode September 2015 – Maret 2016, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) mengalami peningkatan dari 2,725 pada September 2015 menjadi 3,002 pada Maret 2016. Ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung menjauhi Garis Kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk sedikit bertambah. Begitu juga Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami peningkatan, dari 0,726 pada September 2015 menjadi 0,774 pada Maret 2016. Dengan meningkatnya P2 berarti kesenjangan diantara penduduk miskin semakin bertambah.