Pada bulan November 2016, Nusa Tenggara Barat mengalami inflasi sebesar 0,20 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 124,21 pada bulan Oktober 2016 menjadi 124,46 pada bulan November 2016. Angka inflasi ini berada di bawah angka inflasi nasional yang tercatat sebesar 0,47 persen.
Untuk wilayah Nusa Tenggara Barat, Kota Mataram mengalami inflasi sebesar 0,19 persen dan Kota Bima mengalami inflasi dengan besaran yang sama yaitu sebesar 0,19 persen.
Inflasi Nusa Tenggara Barat bulan November 2016 sebesar 0,20 persen terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan dengan kenaikan indeks pada Kelompok Bahan Makanan sebesar 0,8 persen; Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau sebesar 0,28 persen; Kelompok Kesehatan sebesar 0,28 persen; dan Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga sebesar 0,07 persen. Sedangkan penurunan indeks terjadi pada Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan bakar sebesar 0,07 persen; Kelompok Sandang sebesar 0,09 persen dan Kelompok Transport, Komunikasi & Jasa Keuangan sebesar 0,29 persen.
Komoditas terbesar penyumbang inflasi adalah Bawang merah, Cabai rawit, Jeruk, Tongkol/Ambu-ambu, Cabai merah, Beras, Selar/tude, Bawang putih, Mie dan Upah Pembantu RT.
Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya deflasi adalah Tomat sayur, Angkutan udara, Daging ayam ras, Apel, Emas perhiasan, Kangkung, Bahan bakar rumah tangga, Seng, Cakalang/sisik dan Telur ayam ras.
Laju inflasi Nusa Tenggara Barat tahun kalender November 2016 sebesar 1,96 persen lebih rendah dibandingkan inflasi tahun kalender November 2015 sebesar 2,47 persen. Begitu juga dengan laju inflasi “tahun ke tahun” November 2016 sebesar 2,89 persen lebih rendah dibandingkan dengan laju inflasi “tahun ke tahun” di bulan November 2015 sebesar 4,74 persen.
Dari 82 kota yang menghitung IHK, tercatat 78 kota mengalami inflasi dan 4 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Manado sebesar 2,86 persen diikuti Kota Tanjung sebesar 1,85 persen. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Singkawang sebesar 0,05 persen diikuti Kota Bengkulu sebesar 0,06 persen. Deflasi terbesar terjadi di Kota Bau-bau sebesar 1,54 persen dan deflasi terkecil terjadi di Kota Kendari sebesar 0,22 persen.