Abstraksi
Penghitungan Nilai Tukar Petani mulai bulan Desember 2013 telah menggunakan tahun dasar baru (2012=100) dimana sebelumnya menggunakan tahun dasar (2007=100). Berdasarkan hasil penghitungan NTP dengan tahun dasar (2012=100), pada bulan Juni 2014, Nilai Tukar Petani Padi & Palawija (NTPP) tercatat sebesar 96,04, Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) 101,69, Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 93,04, Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) 108,71 dan Nilai Tukar Petani Perikanan (NTNP) 98,50. Untuk Nilai Tukar Petani Perikanan (NTNP) dirinci untuk NTP Perikanan Budidaya (NTPi) tercatat 96,30 dan Nilai Tukar Perikanan Tangkap (NTN) tercatat 99,89. Secara gabungan, Nilai Tukar Petani Provinsi NTB sebesar 99,59. Ini berarti mengalami peningkatan 0,64 persen bila dibandingkan dengan bulan Mei 2014 dengan Nilai Tukar Petani sebesar 98,96.
Nilai Tukar Usaha Pertanian Provinsi NTB yang diperoleh dari hasil bagi antara indeks yang diterima petani dengan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM), untuk bulan Juni 2014 tercatat 102,79 yang berarti mengalami peningkatan 1,04 persen dibandingkan bulan Mei 2014 dengan Nilai Tukar Usaha Pertanian 101,73.
Dari 33 Provinsi yang dilaporkan pada bulan Juni 2014, sebanyak 20 Provinsi mengalami peningkatan NTP dan 12 Provinsi mengalami penurunan NTP serta 1 Provinsi tidak mengalami perubahan NTP yaitu Provinsi Bengkulu. Peningkatan tertinggi NTP bulan Juni 2014 terjadi di Provinsi Kepri yaitu sebesar 0,89 persen, karena indeks yang diterima naik hingga 1,25 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Kalteng yaitu sebesar 1,05 persen, karena tingkat peningkatan indeks yang diterima petani sebesar 0,08 persen lebih rendah dibandingkan dengan tingkat peningkatan indeks harga yang dibayar petani yaitu sebesar 1,14 persen.
Pada bulan Juni 2014, terjadi inflasi di daerah perdesaan di Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 0,71 persen. Inflasi terjadi karena peningkatan enam kelompok indeks konsumsi rumah tangga yaitu kelompok Bahan Makanan (1,34 %), Perumahan (0,30 %), Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau (0,21 %), Transportasi & Komunikasi (0,20 %), Kesehatan (0,17 %), dan Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga (0,11 %). Sedangkan deflasi terjadi pada kelompok Sandang sebesar 0,02 persen.