Nomor Katalog | : | 2303004.52 |
Nomor Publikasi | : | 52520.1903 |
ISSN/ISBN | : | 2354-7537 |
Frekuensi Terbit | : | Tahunan |
Tanggal Rilis | : | 30 April 2019 |
Bahasa | : | Indonesia |
Ukuran File | : | 1.85 MB |
Abstraksi
Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah dalam bidang perekonomian adalah masalah pengangguran, yang pada dasarnya merupakan masalah ketenagakerjaan. Jumlah angkatan kerja yang tinggi dengan kualitas angkatan kerja yang relatif rendah, persebaran tenaga kerja yang tidak merata, dan kesempatan kerja yang masih terbatas. Peningkatan jumlah angkatan kerja tidak seiring dengan peningkatan permintaan pada pasar kerja dan kualitas angkatan kerja. Kualitas angkatan kerja tidak hanya dilihat dari tingkat pendidikan, tetapi juga dari kesehatan dan kemampuan bekerja sesuai dengan keinginan. Kualitas yang rendah ini membuat tenaga kerja tidak tertampung di pasar kerja dan menjadi penganggur.
Sementara itu disisi lain ketersediaan lapangan kerja yang rendah merupakan penyebab lain dari meningkatnya angka pengangguran, permintaan pasar kerja masih didominasi oleh sektor pertanian, industri, perdagangan, dan jasa. Sektor pertanian menjadi andalan utama karena daya serapnya yang tinggi disebabkan karena persyaratan angkatan kerja yang dibutuhkan tidak terlalu tinggi secara kualitas, sementara itu sektor-sektor lainnya masih belum mampu memberikan kontribusi yang luas pada kesempatan kerja bagi para tenaga kerja yang cenderung meningkat jumlahnya. Informasi-informasi tersebut yang ditampilkan dalam Publikasi ini untuk memberikan gambaran mengenai keadaan ketenagakerjaan di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Publikasi Keadaan Angkatan Kerja Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2018 ini memiliki sedikit perbedaan dengan tahun-tahun sebelumnya, yaitu dalam perhitungan Kabupaten Lombok Utara tidak disertakan karena pelaksanaan Survey Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2018 tidak dapat dilakukan di Kabupaten Lombok Utara dengan alasan adanya bencana gempa bumi, akan tetapi dalam tabel tetap ditampilkan walaupun angkanya kosong dan diberi tanda bintang.Penduduk Nusa Tenggara Barat pada Agustus 2018 berdasarkan hasil Sakernas diperkirakan sejumlah 5,07 juta jiwa, dengan jumlah penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) sebanyak 3,39 juta jiwa. Dari seluruh penduduk usia kerja, 54,25 persen merupakan angkatan kerja dan sekitar 45,75 persen bukan angkatan kerja yang mencakup kegiatan sekolah, mengurus rumah tangga, serta kegiatan lainnya meliputi penerima pendapatan, tidak mampu melakukan kegiatan apapun.
Jumlah penduduk yang bekerja pada Agustus 2018 sebanyak 2,2 juta atau sekitar 96,28 persen dari seluruh angkatan kerja dan sisanya sekitar 3,72 persen merupakan penganggur atau sedang aktif mencari pekerjaan. Dalam mengukur keberhasilan pembangunan ekonomi melalui daya serap pada pasar kerja, digunakan ukuran Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang merupakan suatu ukuran yang menggambarkan jumlah angkatan kerja yang tidak terserap pada pasar kerja sehingga tidak melakukan aktivitas apapun yang menghasilkan barang dan jasa. Angka TPT Agustus 2018 di Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah sebesar 3,72 persen ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan TPT Agustus 2017 yang sebesar 3,32 persen.
Sektor pertanian masih menjadi pasar kerja yang ideal bagi perekonomian di Provinsi Nusa Tenggara Barat, hal ini nampak dari persentase penduduk yang bekerja di sektor pertanian masih dominan yaitu sekitar 33,48 persen, hal ini wajar jika mengingat topografi wilayah Nusa Tenggara Barat yang merupakan dataran dengan tingkat kesuburan yang cukup baik. Selain pertanian sektor perdagangan merupakan salah satu sektor yang menyerap tenaga kerja cukup besar di NTB, sebesar 20,33 persen penduduk yang bekerja tercakup pada sektor ini, perkembangan sektor perdagangan umumnya terkait erat dengan peningkatan infrastruktur dan kepadatan perkotaan, lahan pertanian yang berkurang mendorong pekerja bermigrasi ke sektor lainnya salah satunya adalah perdagangan.Ditinjau dari kualitas angkatan kerja melalui tingkat pendidikan yang ditamatkan, penyerapan tenaga kerja Agustus 2018 di NTB masih didominasi oleh penduduk yang bekerja dengan pendidikan rendah (SD ke bawah), yaitu sekitar 47,40 persen. Sebaliknya, penduduk bekerja yang menamatkan pendidikan tinggi sekitar 2,05 persen yang berpendidikan Diploma I/II/III dan sebesar 9,21 persen berpendidikan Universitas.