Maret 2017 : Nilai Tukar Petani Provinsi NTB sebesar 104,71 - Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat

Pembangunan Wilayah Zona Integritas (ZI) menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) BPS Provinsi Nusa Tenggara Barat

Berikan Penilaian Tentang Layanan Kami di SKD2024

Anda memiliki keluhan mengenai layanan kami? Laporkan langsung ke SP4N Lapor

Maret 2017 : Nilai Tukar Petani Provinsi NTB sebesar 104,71

Tanggal Rilis : 3 April 2017
Ukuran File : 1 MB

Abstraksi

Penghitungan Nilai Tukar Petani menggunakan tahun dasar 2012=100 dimana pada bulan Maret 2017 tercatat Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) sebesar 104,72; Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) 93,08; Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 91,99; Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) 119,03 dan Nilai Tukar Petani Perikanan (NTNP) 103,50. Nilai Tukar Petani Perikanan (NTNP) dirinci menjadi NTP Perikanan Tangkap (NTN) tercatat  111,87 dan NTP Perikanan Budidaya (NTPi) tercatat 90,00.  Secara gabungan, Nilai Tukar Petani Provinsi NTB sebesar 104,71 yang  berarti NTP bulan Maret 2017 mengalami peningkatan  0,13 % bila dibandingkan dengan bulan Februari 2017 dengan Nilai Tukar Petani sebesar 104,58.

Nilai Tukar Usaha Pertanian Provinsi NTB yang diperoleh dari hasil bagi antara indeks yang diterima petani dengan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM), pada bulan Maret 2017 tercatat 112,81 yang berarti mengalami penurunan 0,48 persen dibandingkan bulan Februari 2017 dengan Nilai Tukar Usaha Pertanian 113,35.

Dari 33 Provinsi yang dilaporkan pada bulan Maret 2017, terdapat 4 provinsi yang mengalami peningkatan NTP dan 29 provinsi mengalami penurunan NTP. Peningkatan tertinggi terjadi di Provinsi Papua Barat yaitu sebesar 0,58 persen, dimana indeks harga yang diterima meningkat 0,87 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi DKI yaitu sebesar 1,37 %, dimana indeks yang diterima petani menurun sebesar 0,98 %.

Pada bulan Maret 2017, terjadi deflasi di daerah perdesaan di Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 0,51 persen. Deflasi disebabkan karena terjadinya penurunan indeks konsumsi rumah tangga pada kelompok Bahan Makanan sebesar (-1,37 %). Sedangkan 6 kelompok pengeluaran lainnya mengalami peningkatan, terdiri dari kelompok Perumahan (0,69 %), Sandang (0,31 %), Kesehatan (0,22 %), Transportasi & Komunikasi (0,16 %),  Pendidikan, Rekreasi & Olahraga (0,16 %) dan Makanan Jadi (0,06 %).
Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat (Statistics of Nusa Tenggara Barat Province)Jl. Dr. Sudjono No. 74 Kelurahan Jempong Baru Kecamatan Sekarbela

Kota Mataram NTB 83116Telp (62-370) 621385

Faks (62-370) 623801

Mailbox : bps5200@bps.go.id

pst5200@bps.go.id

logo_footer

Tentang Kami

Manual

S&K

Daftar Tautan

Hak Cipta © 2023 Badan Pusat Statistik