Indikator Makro Ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat
(Inflasi, Nilai Tukar Petani, Pariwisata, Transportasi, Ekspor Impor, Luas Panen dan Produksi Padi Jagung)
Mataram, (3/11)-Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Barat hari ini merilis data terbaru mencakup lima indikator utama: Inflasi, Nilai Tukar Petani (NTP), Pariwisata, Transportasi, Ekspor Impor, Luas Panen dan Produksi Padi Jagung. Ketujuh indikator tersebut memberi gambaran penting mengenai arah perkembangan ekonomi Nusa Tenggara Barat.
Perkembangan Inflasi Provinsi NTB Oktober 2025
- Pada Oktober 2025 terjadi inflasi year on year (y-on-y) Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 2,96 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 109,10.
- Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 16,25 persen; kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 4,37 persen; kelompok pendidikan sebesar 2,79 persen; kelompok kesehatan sebesar 2,33 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,72 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,52 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,95 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,8 persen. Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu; kelompok transportasi sebesar 0,3 persen dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,44 persen; dan kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,71 persen.
- Tingkat inflasi month to month (m-to-m) Provinsi Nusa Tenggara Barat bulan Oktober 2025 sebesar 0,35 persen dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) di bulan Oktober 2025 sebesar 1,92 persen.
Perkembangan Nilai Tukar Petani Provinsi NTB Oktober 2025
- Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib).
- NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.
- NTP Oktober 2025 sebesar 126,34 atau naik 0,65 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Kenaikan NTP dikarenakan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) naik sebesar 0,75 persen, lebih tinggi dari kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) sebesar 0,09 persen.
- NTP bernilai di atas 100 untuk semua subsektor, yaitu Subsektor Tanaman Pangan sebesar 124,73; Subsektor Hortikultura sebesar 182,92; Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 103,71; Subsektor Peternakan sebesar 113,28; dan Subsektor Perikanan sebesar 107,24.
- Pada Oktober 2025 terjadi kenaikan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) di Provinsi NTB sebesar 0,09 persen yang disebabkan oleh kenaikan indeks pada kelompok pengeluaran Pakaian dan Alas Kaki; kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga; kelompok Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga; kelompok Kesehatan; kelompok Transportasi; kelompok Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan; serta kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya.
- Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi NTB Oktober 2025 sebesar 129,25 atau naik 0,65 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.
Perkembangan Pariwisata Provinsi NTB September 2025
- Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Bintang pada bulan September 2025 tercatat sebesar 45,67 persen, menurun 3,13 poin dibandingkan TPK bulan Agustus 2025 yang sebesar 48,80 persen. Jika dibandingkan dengan TPK Hotel Bintang bulan September 2024 yang sebesar 51,58 persen, maka TPK September 2025 mengalami penurunan sebesar 5,91 poin.
- TPK Hotel Nonbintang pada bulan September 2025 tercatat sebesar 33,86 persen, turun 4,36 poin dibandingkan TPK bulan Agustus 2025 yang sebesar 38,22 persen. Jika dibandingkan dengan TPK Hotel Nonbintang bulan September 2024 yang sebesar 34,22 persen, maka TPK September 2025 mengalami penurunan sebesar 0,36 poin.
- Rata-rata Lama Menginap (RLM) tamu di Hotel Bintang pada bulan September 2025 tercatat sebesar 1,95 hari, naik 0,13 hari dibandingkan RLM bulan Agustus 2025 yang sebesar 1,82 hari. Jika dibandingkan dengan RLM bulan September 2024 yang sebesar 2,00 hari, maka RLM Hotel Bintang pada September 2025 mengalami penurunan sebesar 0,05 hari.
- Rata-rata Lama Menginap (RLM) tamu di Hotel Nonbintang pada bulan September 2025 tercatat sebesar 1,58 hari, menurun 0,03 hari dibandingkan RLM bulan Agustus 2025 yang sebesar 1,61 hari. Jika dibandingkan dengan RLM bulan September 2024 yang sebesar 1,62 hari, maka RLM Hotel Nonbintang pada September 2025 mengalami penurunan sebesar 0,04 hari.
- Jumlah tamu yang menginap di Hotel Bintang pada bulan September 2025 tercatat sebanyak 121.227 orang, terdiri dari 71.674 tamu dalam negeri (59,12 persen) dan 49.553 tamu luar negeri (40,88 persen).
- Jumlah tamu yang menginap di Hotel Nonbintang pada bulan September 2025 tercatat sebanyak 136.385 orang, terdiri dari 58.300 tamu dalam negeri (42,75 persen) dan 78.085 tamu luar negeri (57,25 persen).
- Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang melalui BIZAM pada bulan September 2025 tercatat sebanyak 9.333 orang, menurun 8,56 persen dibandingkan bulan Agustus 2025 yang tercatat sebanyak 10.207 orang.
- Jumlah wisatawan nusantara (wisnus) pada bulan September 2025 tercatat sebanyak 1.269.281 orang, naik 1,88 persen dibandingkan bulan Agustus 2025 yang tercatat sebanyak 1.245.830 orang.
Perkembangan Transportasi Provinsi NTB September 2025
- Pada Bulan September 2025 penumpang yang datang dan berangkat melalui pelabuhan laut di Provinsi NTB 107,69 ribu orang dan 110,84 ribu orang. Barang yang dibongkar dan dimuat pelabuhan laut di Provinsi NTB sebesar 230,92 ribu ton dan 96,48 ribu ton.
- Jumlah penumpang yang datang melalui angkutan laut pada Bulan September 2025 turun sebesar 17,45 persen dibandingkan Bulan Agustus 2025. Demikian juga jumlah penumpang berangkat turun sebesar 16,63 persen.
- Jumlah barang yang dibongkar melalui pelabuhan laut pada Bulan September 2025 turun sebesar 17,30 persen dibanding bulan sebelumnya. Sedangkan jumlah barang yang dimuat turun sebesar 14,17 persen dibanding Bulan Agustus 2025.
- Jumlah penumpang yang datang melalui penerbangan domestik pada Bulan September 2025 sebanyak 99.850 orang, turun sebesar 5,82 persen dibanding Bulan Agustus 2025. Terdapat penumpang datang melalui penerbangan internasional pada Bulan September 2025 sebanyak 15.252 orang, turun sebesar 4,61 persen jika dibandingkan Bulan Agustus 2025.
- Jumlah penumpang yang berangkat pada Bulan September 2025 melalui penerbangan domestik 103.461 orang, turun sebesar 11,70 persen dibandingkan Bulan Agustus 2025. Terdapat penumpang berangkat melalui penerbangan internasional pada Bulan September 2025 sebanyak 14.728 orang, turun sebesar 10,06 persen dibandingkan Bulan Agustus 2025.
Perkembangan Ekspor Impor Provinsi NTB September 2025
- Nilai ekspor pada Bulan Januari–September 2025 mencapai US$ 600,40 juta atau turun 74,10 persen dibanding periode yang sama tahun 2024. Nilai ekspor Bulan September 2025 mencapai US$ 173,70 juta atau turun 28,85 persen dibanding ekspor Bulan September 2024.
- Kelompok komoditas ekspor Provinsi NTB yang terbesar pada Bulan September 2025 adalah Perhiasan / Permata sebesar US$ 112.132.158 (64,55 persen), Tembaga sebesar US$ 55.887.805 (32,17 persen), Ikan dan Udang sebesar US$ 4.943.049 (2,85 persen), Daging dan Ikan Olahan sebesar US$ 523.289 (0,30 persen), Garam, Belerang, Kapur sebesar US$ 160.643 (0,09 persen).
- Ekspor Bulan September 2025 yang terbesar ditujukan ke Swiss (63,99 persen), Tiongkok (15,83 persen), Thailand (8,81 persen), Vietnam (4,04 persen), Amerika Serikat (3,01 persen) dan Lainnya (4,32 persen). Nilai impor pada Bulan Januari-September 2025 mencapai US$ 200,09 juta atau turun 74,91 persen dibanding periode yag sama tahun 2024.
- Nilai impor Bulan September 2025 mencapai US$ 11,93 juta atau turun 21,76 persen dibanding impor Bulan September 2024.
- Kelompok komoditas impor Provinsi NTB yang terbesar pada Bulan September 2025 adalah Karet dan Barang dari Karet sebesar US$ 7.598.920 (63,67 persen), Mesin-mesin / Pesawat Mekanik sebesar US$ 3.461.850 (29,01 persen), Benda-benda dari Besi dan Baja sebesar US$ 499.886 (4,19 persen), Berbagai Produk Kimia sebesar US$ 310.832 (2,60 persen),Kain Ditenun Berlapis sebesar US$ 20.519 (0,17 persen).
- Impor Bulan September 2025 yang terbesar berasal dari Jepang (59,02 persen), Tiongkok (30,74 persen), Australia (5,35 persen), dan Singapura (4,89 persen).
Luas Panen dan Produksi Padi Provinsi NTB 2025
- Luas panen padi pada 2025 diperkirakan sekitar 322,50 ribu hektare, mengalami kenaikan sebesar 40,79 ribu hektare atau 14,48 persen dibandingkan luas panen padi di 2024 yang sebesar 281,72 ribu hektare.
- Produksi padi dalam bentuk Gabah Kering Panen (GKP) pada 2025 diperkirakan sebanyak 2,04 juta ton GKP, mengalami kenaikan sebanyak 291,63 ribu ton GKP atau 16,65 persen dibandingkan produksi padi GKP di 2024 yang sebanyak 1,75 juta ton GKP.
- Produksi padi dalam bentuk Gabah Kering Giling (GKG) pada 2025 diperkirakan sebanyak 1,70 juta ton GKG, mengalami kenaikan sebanyak 242,04 ribu ton GKG atau 16,65 persen dibandingkan produksi padi GKG di 2024 yang sebanyak 1,45 juta ton GKG.
- Produksi beras pada 2025 untuk konsumsi pangan penduduk diperkirakan sebanyak 965,64 ribu ton beras, mengalami kenaikan sebanyak 137,86 ribu ton beras atau 16,65 persen dibandingkan produksi beras di 2024 yang sebanyak 827,79 ribu ton beras.
Luas Panen dan Produksi Jagung Provinsi NTB 2025
- Luas panen jagung pipilan pada 2025 diperkirakan sebesar 176,05 ribu hektare, mengalami kenaikan sebanyak 2,29 ribu hektare atau 1,32 persen dibandingkan luas panen pada 2024 yang sebesar 173,76 ribu hektare.
- Produksi jagung pipilan kering dengan kadar air 14 persen pada 2025 diperkirakan sebesar 1,20 juta ton, mengalami penurunan sebanyak 7,99 ribu ton atau 0,66 persen dibandingkan pada 2024 yang sebesar 1,21 juta ton.
Catatan Peristiwa / Insight
- Inflasi pada Bulan Oktober 2025 sebesar 0,35 persen (month to month) terutama dipicu oleh kenaikan harga emas perhiasan. Kenaikan ini disebabkan oleh meningkatnya harga emas dunia yang terus mengalami trend naik, sehingga berdampak langsung pada harga emas perhiasan di dalam negeri.
- Faktor terbesar kedua penyebab inflasi adalah naiknya harga komoditas cabai merah. Kenaikan harga cabai merah terjadi karena ketersediaan komoditas cabai merah di pasaran berkurang. Hal ini disebabkan kondisi cuaca yang telah memasuki musim hujan, sehingga produksi komoditas cabai merah mengalami penurunan dan pasokan komoditas cabai merah dari luar daerah Provinsi NTB berkurang.
- Komoditas lain yang turut memberikan andil cukup besar terhadap inflasi adalah naiknya harga tiket angkutan sungai dan penyeberangan disebabkan oleh berakhirnya masa potongan harga tiket angkutan sungai dan penyeberangan yang mulai diberlakukan pada Bulan Juli 2025 lalu.
- Namun, laju inflasi tertahan oleh turunnya tarif angkutan udara. Selain itu harga komoditas seperti komoditas daging ayam ras dan pisang mengalami penurunan harga akibat terjadi penurunan permintaan pasca perayaan maulid nabi.
- NTP Provinsi NTB pada Bulan Oktober 2025 mengalami kenaikan sebesar 0,65 persen, terutama dipicu oleh kenaikan harga komoditas utama penyumbang Indeks harga yang diterima petani (It) yaitu komoditas jagung, tembakau, cabai merah, gabah, dan wortel. Kenaikan harga tersebut dikarenakan sudah memasuki musim penghujan, sehingga hasil produksi berkurang. Sementara, komoditas utama penyumbang kenaikan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) yaitu emas perhiasan, cabai merah, beras, sigaret kretek mesin (SKM) dan sigaret kretek tangan (SKT). Kenaikan harga emas perhiasan mengikuti harga emas dunia, disamping itu petani juga harus membayar lebih mahal untuk membeli cabai merah dan beras untuk konsumsinya. Harga rokok baik SKM maupun SKT mengalami kenaikan harga karena kenaikan harga di tingkat distributornya.
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) yang disebut juga inflasi di tingkat perdesaan. IKRT pada Bulan Oktober 2025 naik sebesar 0,09 persen disebabkan utamanya oleh kenaikan kelompok pengeluaran terutama kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 2,27 persen, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,05 persen, dan kelompok transportasi sebesar 0,05 persen.
- Penurunan Tingkat Hunian Kamar (TPK) hotel di Provinsi NTB disebabkan telah berakhirnya periode peak season tahun 2025. Hal ini sejalan dengan penurunan penumpang yang datang melalui penerbangan domestik dan internasional serta kapal cepat ke Gili Tramena.
- Penurunan TPK terbesar terjadi di Kabupaten Lombok Utara dan Kabupaten Lombok Barat sejalan dengan penurunan tamu asing di Provinsi NTB sebesar 23,18 persen (m to m). Sementara terjadi kenaikan TPK di Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Tengah, sejalan dengan kenaikan tamu domestik di Provinsi NTB sebesar 0,19 persen (m to m).
- Pergesaran jadwal event MotoGP dari 27-29 September 2024 menjadi 3-5 Oktober 2025 mendorong pergeseran wisatawan nusantara (wisnus) secara m to m dan y on y. Secara m to m, terjadi kenaikan wisnus Bulan September 2025 sebesar 1,88 persen karena persiapan MotoGP 2025 sudah mulai dilaksanakan di akhir September 2025. Sedangkan secara y on y, terjadi penurunan wisnus Bulan September 2025 sebesar 3,73 persen yang disebabkan pergeseran event MotoGP dari September (2024) ke Oktober (2025).
- Jumlah penumpang yang datang dan berangkat melalui angkutan laut Bulan September 2025 menurun secara month to month. Penurunan ini terutama disebabkan oleh berkurangnya jumlah kunjungan kapal serta penumpang yang datang dan berangkat di Pelabuhan Pemenang dan Labuhan Lombok, sejalan dengan berakhirnya periode peak season.
- Jumlah barang yang dimuat dan dibongkar melalui angkutan laut pada Bulan September 2025 menurun dibandingkan Bulan Agustus 2025. Penurunan barang yang dimuat disebabkan oleh berakhirnya periode panen raya jagung, sehingga menyebabkan berkurangnya muatan komoditas jagung. Sementara itu, jumlah barang yang dibongkar mengalami penurunan karena berkurangnya jumlah general cargo dan pasir yang dibongkar.
- Penurunan jumlah penumpang datang dan berangkat pada penerbangan domestik Bulan September 2025 disebabkan oleh berkurangnya jumlah penerbangan pesawat yang datang dan berangkat sejalan dengan berakhirnya periode peak season.
- Jumlah barang yang dibongkar pada angkutan udara internasional meningkat 12.266,91 % dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh persiapan penyelenggaraan event MotoGP yang akan diselenggarakan pada awal Bulan Oktober 2025. Hal ini ditunjukkan oleh penambahan jumlah penerbangan pesawat yang mengangkut cargo dari Jepang. Jumlah barang yang dimuat menurun dibandingkan tahun sebelumnya karena pada tahun sebelumnya memuat barang event MotoGP yang selesai dilaksanakan tanggal 29 September 2024.
- Nilai ekspor kumulatif NTB hingga Bulan September 2025 mengalami penurunan sebesar 74,10 persen (c to c) dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, disebabkan tidak adanya ekspor komoditas tambang dalam bentuk konsentrat. Namun demikian untuk nilai ekspor non tambang mengalami peningkatan sebesar 1.671,02 persen yang disebabkan oleh peningkatan ekspor komoditas emas dan katoda tembaga hasil industri pengolahan smelter.
- Nilai impor kumulatif NTB hingga Bulan September 2025 menurun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, terutama disebabkan oleh penurunan impor barang modal dan bahan baku/penolong.
- Produksi padi Provinsi NTB tahun 2025 diperkirakan mengalami peningkatan 16,65 persen dibanding tahun sebelumnya. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya luas panen padi yang diperkirakan sebesar 40,79 ribu hektar karena adanya optimalisasi lahan pertanian dengan bantuan pompa air oleh Dinas terkait sehingga terjadi perluasan areal tanam padi serta peningkatan frekuensi tanam padi. Selain itu, peningkatan bantuan pupuk dan penggunaan varietas benih unggul di beberapa wilayah di Provinsi NTB, turut menyumbang peningkatan produktivitas padi sehingga berdampak pada peningkatan produksi padi.
- Produksi jagung pipilan kering Provinsi NTB tahun 2025 diperkirakan mengalami penurunan sebesar 0,66 persen. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya luas panen jagung pada subround 2 (Mei-Agustus) seluas 15,49 ribu hektar dan subround 3 (September-Desember) yang diperkirakan seluas 9,30 ribu hektar karena beberapa lahan yang sebelumnya ditanami jagung dialihfungsikan untuk tanam padi sebab cuaca lebih mendukung untuk menanam padi.
Semua file BRS bisa diunduh di laman: https://ntb.bps.go.id/pressrelease.html
Terima Kasih
Humas BPS Prov. NTB